Proyek Irigasi Bermasalah Di Duga Ada Oknum Minta Jatah Setoran

Lampung barat-koranlibasnews.com Carut marutnya pembangunan Balai Besar Way Mesuji Sekampung rentan dengan dugaan korupsi, seperti salah satunya kegiatan yang di laksanakan di Kabupaten Lampung Barat, tampak hancurnya pembangunan Program Percepatan peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) Th 2022, milik Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Way Sekampung, Belum genap seumur jagung bangunan Irigasi Tersebut sudah hancur bahkan disinyalir kegiatan tersebut belum selesai.

Menurut warga sekitar, melihat dari hasil pembangunan irigasi yang sudah hancur di bagian dinding coran kerena tidak menggunakan semen dikarenakan kurang kekuatan disebabkan kurang menggunakan bahan material, dalam pekerjaan tidak adanya pemadatan penimbunan tanah, ungkap warga sekitar.

Bacaan Lainnya

pembangunan nya juga terkesan asal jadi, adanya hal itu dikuatkan oleh salah satu Ketua kelompok p3A, pekon negeri ratu bernama Rislin Ependi saya selaku ketua bertanggung jawab tetapi tidak mengetahui kerena uang nya di pegang oleh adek nya pak peratin saya selaku ketua cuma di jadi kan alat untuk pencairan uang yang sangat menyakit kan setelah uang termen pertama saya cair kan sebesar Rp.130 juta lebih saya di panggil peratin untuk menandatangi surat pengunduran diri sebagai ketua kata pak peratin herpin sekertaris dan bendahara sudah mengundur kan diri dan surat pengunduran diri mereka sudah saya kirim ke balai besar way sekampung kalian harus satu paket ujar Rislin ependi sembari mengeluh.

BACA JUGA  Viral Dept Colektor Vs Warga dan Ormas, Asosiasi LPKSM (ILI) Surati Kapolri,Komite 1 DPD-RI dan Pati Negara

kerena merasa ada tanggung jawab saya dengan tegas menolak surat pengunduran diri yang di ajukan oleh peratin herpin terus terang saya berulang kali bertanya sama bendahara perihal pertanggung jawaban dana termen pertama itu tapi bendahara terkesan tertutup cuma bilang ada catatan di buku apa saja yang di beli namun tidak pernah di per lihat kan kepada saya selaku ketua dalam pengelolaan peroyek irigasi dari balai besar way sekampung.

miris nya lagi pembelian matrial berupa pasir ,sepelit dan semen serta upah tukang di mark’up secara besar besaran, padahal upah tukang saya tau kerena saya sempat bertanya ke para tukang dan di beri catatan dari mereka.

Rislin ependi juga sangat menyayang kan pekerjaan itu di mulai dari bulan september 2022 dan berakhir pada tanggal 22 desember tahun 2022 miris nya sampai saat ini belum selesai di kerjakan padahal ini sudah pertengahan januari 2023 bahkan tiga hari yang lalu Dian selaku bendahara datang ke rumah minta cariin uang sebesar Rp.15 .000.000 untuk melanjut kan pekerjaan yg belum selesai kerena uang nya habis nanti kalau dana desa cair di bayar tanggung jawab pak peratin.

maka nya saya sangat senang kalau ada dari pihak Aparat Penegak Hukum (APH) seperti kepolisian atau kejaksaan mau pun dari pihak Balai besar wai sekampung turun mengecek peroyek kami akan saya beber kan semua tampa ada yang saya tutup tutupi ujar Rislin Ependi.

yang lebih miris nya lagi ada oknum yang tidak bertanggung jawab berinisial (BA) sempat meminta uang setoran ke saya di karenakan itu adalah aspirasi nya namun saya jawab langsung aja kordinasi dengan bendahara kerena saya tidak di libat kan dalam peroyek tersebut.

BACA JUGA  Netralitas Polri dalam Pilkades Serentak Polres Bangka Barat Pasang Spanduk

terpisah ketua laskar merah putih indonesia ( LMPIl) candra dinata meminta agar pihak polres lambar dan kejaksaan negeri liwa turun ke lokasi guna mengecek peroyek yang terkesan amburadul itu apa lagi sudah habis kontrak nya belum pada selesai.

Penulis : Marlin Libas

Editor   : Redaksi

LIBAS GROUPbanner 728x120

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *