Merangin, libasnews.com – musim hujan merupakan anugrah dari yang maha kuasa tentunya patut kita mensyukurinya, jelang musim hujan tiba kepala Desa Bukit beringin melalui KAWIL TSM Dusun 5 adakan giat seluruh warga masyarakat untuk bergotong royong kemaren 21-03-2018.
Menanggapi seruan Kepala wilyah dusun karang rejo masyarakat antusias untuk bergotong royong memperbaiki jalan dan saluran air.
Adapun titik awal gotong royong dimulai dari dusun karang rejo karena disitu di anggap jalan yang paling rusak dan susah untuk di lewati selain kondisi tanah di daerah tersebut tanah liat dan tidak setabil jika musim hujan seperti sekarang ini, kondisi jalan akan licin dan terkadang menyulitkan pengendara roda dua maupun roda empat melewati jalan tersebut.
KOSWANDONO selaku kepala wilayah dusun karang rejo dalam ajakannya “saya mendapat amanat dari kepala desa bukit beringin memasuki musim hujan mari kita bersama-sama untuk bergotong royong.
kepala wilayah dusun karang rejo menghimbau kepada masyarakat Dusun karang rejo desa bukit beringin kecamatan bangko barat kabupaten merangin .
semua harus ikut serta dalam kegiatan gotong royong memperbaiki jalan,saluran air karena itu merupakan tanggung jawab kita bersama” ujarnya
“Saya sangat setuju sekali dengan diadakannya kegiatan gotong royong seperti ini karena pada dasarnya ini semua untuk kita juga, lumayan lah setidaknya jalan yang kita lewati ini tidak terlalu rusak dan tidak akan terlalu membahayakan bagi pengendara roda dua maupun roda empat.
Indonesia kan identik dengan gotong royong, meski sekarang budaya gotong royong sudah hampir jarang, mudah-mudahan di dusun karang rejo desa bukit beringin budaya gotong royong tetap dipertahankan tidak punah oleh kemajuan jaman ”ungkap KOSWANDONO selaku Kepala wilayah .
senada salah satu warga yang ikut bergotong royong mengatakan KOSWANDONO selaku kepala wilayah dusun karang rejo hampir dua minggu sekali rutin giat gotong royong.
Menurut pantauan awak media Libas news terlihat antusias masyarakat begitu tinggi, budaya gotong royong masih melekat dalam jiwa masyarakat, Mereka berbondong-bondong membawa alat cangkul, golok, dan alat bantu lainnya yang kiranya dibutuhkan untuk bergotong royong.pungkasnya (Basori)