Subang-koranlibasnews.com Akibat sering diterjang derasnya air Sungai Ciasem tembok penahan tanah di perkampungan nelayan Pantura Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang Jawa barat
Diperkampungan Nelayan Muara Ciasem tembok penahan tanah sepanjang 70 meter ambruk
ambruknya TPT di bantaran Sungai Ciasem sekitar 4 bulan terakhir hingga kini belum di lakukan perbaikan permanen Pihak Balai Besar Wilayah Sungai Citarum ( BBWS )
saat ini kondisi Tembok Penahan Tanah Sungai Ciasem yang ambruk. telah di lakukan penanganan sementara terpasang berupa peninggian dan penguatan karung yang berisi Pasir di letakan berjejer di lokasi TPT ambruk .
menurut Warga dengan kondisi TPTambruk hingga kini belum di lakukan perbaikan permanen membuat warga khawatir. Pasalnya di lokasi ambruknya TPT berada di permukiman warga. sewaktu-waktu tebing sungai kian tergerus dan juga permukiman rawan banjir
Waryo ( 57 ) mengatakan, ambruknya Tembok Penahan Tanah (TPT) di sebabkan kondisi tebing selalu terkikis arus sungai Ciasem namun hingga kini tanggul kritis belum di lakukan perbaikan permanen ini mengkhawatirkan warga pasalnya debit air Sungai Ciasem sering meningkat dan khawatir tebing semakin terkikis dan air sungai meluap
“Tembok penahan tanah di aliran sungai Ciasem kondisinya mengkhawatirkan. Kalau dibiarkan, tak kunjung di bangun Tembok Penahan Tanah (TPT) oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai Citarum ( BBWS ) warga sangat was-was sewaktu-waktu tebing bisa terkikis meluas . Mengingat saat ini , apalagi ketika musim penghujan air sungai Ciasem sering meningkat,” ujarnya .Minggu (03/03/24).
Wiryopun menuturkan dengan adanya TPTambruk di bantaran Sungai Ciasem di perkampungan nelayan Muara Ciasem sebagian besar terbilang kritis perlu di lakukan perbaikan dan rehabilitasi TPT karena selain untuk menahan terjangan derasnya air juga menahan banjir
“TPT di sepanjang permukiman nelayan Muara Ciasem perlu.penanggulangan serius dari pihak terkait karena keberadaan TPT selain untuk menahan terjangan derasnya air juga TPT di jadikan Dermaga bagi Kapal Nelayan “pungkasnya (Uta/Agus H)
