JAMBI, libasnews.com – FIKRI YANTO .SH ,sudah kenyang menelan beragam cacian dan makian selama merasakan kerasnya kehidupan sebagai wartawan.
Bagi pemimpin redaksi Media Libas News yakni ( LENTERA INDONESIA BAROMETER ANALIS STUDY) dengan moto ( SATU PELURU BISA MENEMBUS SATU KEPALA ,TAPI DENGAN TULISAN BISA MENEMBUS JUTAAN KEPALA) itu, semuanya adalah bagian dari penempaan karakter menjadi jurnalis hususnya Media Libas News agar tidak cengeng dan memiliki ketahanan mental.
Kedua poin itu, bagi FIKRI YANTO SH, yang akrab di panggil CIPUNG adalah modal utama yang harus dimiliki mereka yang ingin menekuni dunia jurnalistik.
Sementara itu, keterampilan menulis dan pengetahuan kejurnalistikan, imbuhnya, dapat dipelajari seiring waktu.
Selain itu, biasanya perusahaan media pun memberikan pelatihan kepada para calon reporter dan awak media.
“Saya sendiri bukanlah lulusan ilmu jurnalistik. Saya menempuh studi disalah satu Fakultas hukum kata” FIKRI YANTO SH.yang akrab di panggil CIPUNG mengawali ceritanya ketika berbincang dengan seluruh awak media Libas News di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Awal mula keterlibatan FIKRI YANTO .SH alias CIPUNG pada dunia jurnalistik adalah ketika dia bergabung dengan media PUBLIKASI dia kemudian bergabung menjadi Kaperwil jambi pada tahun 2014, dua tahun dia habiskan di salah satu media PUBLIKASI ini hingga menempati posisi Kepala perwakilan jambi sebagai jabatan terakhir.
Ketika memutuskan berhenti dari media PUBLIKASI , FIKRI YANTO .SH berkeinginan berhenti juga dari dunia jurnalistik.
Sebab baginya, menjadi jurnalis sangatlah melelahkan, Apalagi, dia mengenang, selama berkarier di media PUBLIKASI dia bekerja begitu giat hingga tidak pernah mengambil libur ataupun cuti. Kesempatan berliburnya adalah ketika dia ada acara keluarga dan hari raya saja.
FIKRI YANTO .SH,alias CIPUNG ingat, keinginannya menjauh dari dunia jurnalistik tidaklah semulus yang dibayangkannya.
Betapa tidak, lepas dari Media PUBLIKASI , justru banyak tawaran di berbagai media yang datang padanya, baik itu media cetak lagi,maupun Online ,Semua tawaran tersebut dia tolak.
Tawaran datang berikutnya adalah memegang media SERGAP NEWS yang saat itu kondisinya bukan koran cetak tapi Media Online SERGAPNEWS.
FIKRI YANTO SH kemudian meminta waktu seminggu pada waktu itu untuk mempelajari media SERGAP NEWS Tawaran inilah yang diterima FIKRI YANTO SH.
“Selama kurang lebih satu tahun saya membenahi Media SERGAP NEWS hingga sekarang awalnya Online menjadi koran cetak SKU SERGAP NEWS yang lumayan sukses,” tuturnya.
Masa menjadi kepala perwakilan jambi SKU SERGAP NEWS Ketika itu FIKRI YANTO yang masih bergabung di media SERGAP NEWS koran nasional.
setelah korespondensi dan berkoordinasi dengan redaktur exekutif Sergap News MUHAMAD TOHIR dan Wakil Redakrur Exekutif SUHATA ALEX akhirnya FIKRI YANTO SH,setuju untuk membangun SKU SERGAP NEWS pada akhir Juni 2015 .
Lalu FIKRI YANTO SH,selaku Kaperwil jambi memutuskan berhenti akhir tahun 2016 hingga sekarang.
Kemudian FIKRI YANTO SH. merumuskan Proyek membangun koran LIBAS NEWS digarap FIKRI YANTO SH dengan sistem kilat, hanya sekitar kurang lebih dua bulan.
FIKRI YANTO SH merinci, selama satu bulan dia merekrut sendiri semua orang yang dibutuhkan.
Satu bulan berikutnya dihabiskan untuk merekrut awak media di seluruh propinsi se indonesia , yakni IT dan redaktur.
Dan pada minggu terakhir FIKRI YANTO SH. melakukan trial penerbitan. Koran edisi perdana pun terbit pada awal juni 2017.
“Awalnya memang kerja kilat. Tetapi selama setahun ini, alhamdulillah, SKU LIBAS NEWS dan Online menjadi koran yang baik,” kata FIKRI YANTO SH.
Beberapa tahun malang melintang di dunia jurnalistik membuat FIKRI YANTO SH. alias CIPUNG ini kenyang pengalaman, baik itu dalam kinerja kewartawanan, maupun dalam urusan manajerial perusahaan pers.
Meski di pertengahan kariernya FIKRI YANTO SH sempat merasa ingin berhenti menjadi jurnalis, kecintaannya pada profesi ini menariknya kembali.
FIKRI YANTO SH ,mengibaratkan, dia sudah terlanjur memilih profesi ini.
Karena itu, FIKRI YANTO merasa harus bertahan, berjuang, dan tidak boleh cengeng menjalaninya. Dia tidak menampik, pada saat-saat tertentu merasakan kejenuhan dan ketidakstabilan emosi dalam hari-harinya sebagai wartawan.
Misalnya, dalam beberapa hari, bisa jadi FIKRI YANTO SH alias CIPUNG merasa down selama dua hingga tiga hari. Tetapi, situasi itu tidak dibiarkannya berlarut.
Menurut FIKRI YANTO SH ketika merasakan hal itu, maka seseorang harus kembali bangkit. Dengan begitu, kita memiliki daya tahan yang kuat.
Pria sipit mirip cina ini menyayangkan, saat ini banyak wartawan muda yang merasa sudah menjadi jurnalis hebat meski baru beberapa tahun bekerja, padahal menulis saja belum bisa.
Kemudian, ujar FIKRI YANTO SH ketika belum mendapatkan kenaikan gaji, mereka pun mengeluh dan memilih berhenti untuk mencari media dengan gaji lebih besar.
“Saya sering bilang ke semua teman saya, jika sudah memilih profesi ini, maka kita harus berjuang dan mencetak prestasi agar menjadi terbaik.
Paling tidak, jika kita menjadi jurnalis yang memiliki track record baik, tetapi tidak diperhatikan perusahaan, maka akan ada orang lain, perusahaan lain, yang memerhatikan kita.
Suatu saat kita enggak kerasan dan memilih keluar, akan banyak yang meminang kita karena catatan yang baik itu,” tutur pria yang sudah memiliki koran sendiri ini.
Profesi jurnalis media cetak bisa dibilang yang paling tua di antara jurnalis media lainnya.
Di tengah konvergensi media yang kian pesat, animo kawula muda untuk menjadi jurnalis media tidak surut mengingat platform cetak masih cukup kuat.
Apa dan bagaimana profesi jurnalis media cetak ini?
Di SKU LIBAS NEWS & ONLINE menurut FIKRI YANTO SH, ada seni yang unik dalam profesi jurnalis, khususnya jurnalis media cetak Libas News.
Meski di bawah tekanan yang sangat kuat dari banyak pihak, seorang jurnalis memiliki kemudahan dalam berbagai hal dan akses yang tidak dimiliki profesi lain.
“Belum lagi kita juga memiliki kebebasan dan fleksibilitas tersendiri. Misalnya, kita bisa mengatur sendiri waktu kerja,” ujar FIKRI YANTO SH.
Namun, tuntutan kerja yang begitu tinggi membuat seorang jurnalis sering kali harus memilih di antara berbagai opsi yang sulit.
FIKRI YANTO SH, suatu ketika keluarga maupun orangtuanya sakit keras, tetapi dia tidak bisa pulang untuk mendampingi mereka karena masih memiliki tanggungan tugas kejurnalistikan. Situasi ini, diakui FIKRI YANTO SH sangat pelik dan tidak mudah dihadapi.
“Saya tidak bisa berkonsentrasi penuh dalam bekerja dan hanya bisa berdoa untuk kesembuhan orangtua sambil terus bekerja maksimal,” imbuhnya.
“Tetapi kalau saya menolak tugas, ini berarti saya menolak tanggung jawab dan bertindak indisipliner.
Jika sudah indisipliner, maka artinya saya layak mendapat teguran atau lainnya. Namun, jarang orang yang berpikiran jauh seperti ini,” katanya.
Mantan jurnalis PUBLIKASI dan SERGAP NEWS ini berujar, meski begitu cinta pada profesi jurnalis, bukan berarti dia tidak menangis ketika merasa tertekan.
Baginya, hal ini wajar karena dia hanyalah manusia.
Dia mengenang, sering kali, ketika seharian sudah bekerja keras dan menulis beberapa berita, dia masih harus mendengar makian dari sang redaktur.
hal itu kontan membuatnya sedih, terlebih lagi jika yang memaki itu editor ,tapi insya allah di media kami LIBAS NEWS kita arahkan .
Di tengah perkembangan media massa yang begitu cepat dan penuh variasi, FIKRI YANTO SH menilai, prospek karier seseorang di media massa cetak masih begitu cerah.
pasalnya, industri media massa cetak cukup matang dan terus berkembang.
Selain itu, semua orang bisa menjadi jurnalis cetak, bukan hanya mereka yang memiliki dasar ilmu dan pengetahuan jurnalistik.
Buktinya, berbagai lowongan menjadi jurnalis, di media mana pun, tidak mencantumkan gelar sarjana ilmu jurnalistik atau komunikasi sebagai persyaratan utama.
Semua orang dapat melamar untuk posisi jurnalis, dari latar belakang pendidikan apa pun.
Sebab, kata FIKRI YANTO SH alias CIPUNG jurnalistik itu lebih kepada ilmu menulisnya, sementara yang ditulis wartawan adalah berbagai hal dari beragam bidang keilmuan.
“Jangan khawatir, karena biasanya media massa memberikan pelatihan penulisan dan kejurnalistikan bagi calon wartawannya,” tuturnya.
FIKRI YANTO SH menilai, dunia jurnalistik sangatlah produktif dan menghasilkan itupun dengan catatan harus membayar oplah koran sesuai kemampuan karena maju mundurnya perusahan tergantung rekan rekan di bawah terutama awak media Libas News dengan catatan, kita bekerja sebaik mungkin dan menorehkan prestasi.
“Pasti nilai kita akan baik. Dan jika nilai kita baik, maka kita akan menjadi prioritas dalam berbagai kesempatan.
Beda halnya jika kita hanya bekerja biasa-biasa saja,” ujar FIKRI YANTO SH
Setelah mendapatkan posisi sebagai calon reporter atau pewarta di suatu media dan mendapatkan pelatihan jurnalistik yang diperlukan, maka satu hal yang harus dimiliki jurnalis muda adalah konsistensi.
“Seorang jurnalis harus konsisten dengan profesi yang sudah dipilihnya.
Dia harus berkemauan kuat untuk berjuang dan tidak cengeng,” kata FIKRI YANTO SH tegas.
Selain itu, seorang jurnalis juga harus cepat bangkit ketika merasa down.
FIKRI YANTO SH mengingatkan, jangan sampai kita larut dalam kesedihan atau kesuntukan karena digempur tekanan dari berbagai sisi.
“Jurnalis harus kuat. Itu kunci ketahanan (endurance) untuk bersaing di industri yang keras ini,”