Bogor-Koranlibasnews.com Sampah tak selamanya identik dengan masalah. Melalui pemanfaatan dan pengolahan yang baik, sampah dapat memiliki nilai ekonomis.
Seperti yang dilakukan Rd. Mursid, Ketua Divisi Kajian FPII Korwil Kota Bogor, Setwil Jawa Barat.
Berawal dari sebuah keinginan sederhana, yaitu membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan tempat tinggal dan lingkungannya bebas dari sampah.
Melalui tangannya yang terampil dengan ide yang cemerlang, berbagai jenis sampah yang sulit terurai seperti bekas popok bayi (pempers) di ubahnya menjadi produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomi seperti pot untuk bunga atau tanaman. “Setiap hari kami mendaur ulang pampers hampir 500 buah.
Cuma baru pampers bekas urine (air kencing) yang dapat diolah, sementara untuk pampers bekas BAB belum bisa di urai karena harus menggunakan mesin,” ungkap Mursid, saat ditemui di kediamannya, di Kp Sukaraja RT 03/05 Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jum’at (29/11/19).
Menurutnya, untuk satu buah pot bunga cantik itu membutuhkan 2 buah pampers. Selain pempers, Ia juga mendaur ulang kertas, kain bekas, styto foam dan plastik juga sampah organik.
“Untuk bahan plastik, kita bikin paving block, dari gel pempers setelah dipanaskan bisa dijadikan bata ekspos atau batako, sementara untuk sampah organik, diolah menjadi pupuk kompos,” tambah Mursid.
Ia mengaku, hingga saat ini kerajinan hasil daur ulangnya telah banyak dipesan oleh berbagai kalangan, seperti sekolah-sekolah hingga komunitas serta penggiat Kampung Ramah Lingkungan (KRL).
Bahkan, tidak jarang Pria yang sudah malang melintang menggeluti dunia jurnalistik ini sering diminta untuk memberikan pembinaan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah. “Kedepan, FPII Korwil Kota Bogor kita agendakan untuk mengadakan pembinaan kepada masyarakat dalam mengatasi sampah seperti yang sudah dilaksanakan kepada karang taruna Desa Cilebut dan Cibinong,sekaligus untuk mendukung Indonesia bebas sampah yang menjadi program pemerintah,” kata Mursid.
yang juga Ketua Jaringan Masyarakat Peduli Daerah Aliran Sungai (Jampedas). Disamping itu, Mursid menegaskan kepada pihak Produsen pempers dan styro foam untuk turut andil dalam pengelolaan limbah bekas hasil produksinya yang berdampak kepada pencemaran lingkungan.
“Pihak produsen jangan bisanya hanya memproduksi saja, tetapi di hilirnya pun harus diperhatikan bagaimana kita mengatasi masalah pencemaran lingkungan dari hasil produksi mereka,” pungkasnya.
Penulis : Tim Libas
Sumber : FPII Bogor
Editor : Fikri