BATANG-koranlibasnews.com Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melaunching Pusat Nursery Perkebunan di Desa Wonorejo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Kehadiean pusat nursery ini, menurut SYL untuk mendukung pengembangan benih unggul dan percepatan swasembada benih nasional. Terlebih, lokasi ini mampu menampung hingga 20 juta bibit.
“Dalam pengelolaan pusat nursery perkebunan ini, kami juga melakukan kolaborasi yang intensif dengan seluruh stakeholder baik pemerintah daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota), produsen mitra maupun Perbankan, sehingga keberadaan nursery ini tidak tergantung dari pembiayaan APBN,” ujar SYL
Selain di Batang, kata SYL, launching pusat nursery ini juga dilakukan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat untuk komoditas kopi, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara untuk komoditas jambu mete dan Kabupaten Batang untuk komoditas kelapa genjah.
“Semua pusat nursery ini telah dibangun dan dilengkapi dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai seperti mesin dan teknologi lain,” katanya.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah menambahkan bahwa pembangunan pusat nursery di Kabupaten Batang dilakukan melalui pendekatan kawasan pengembangan perkebunan dan kesesuaian agroklimat untuk tanaman kelapa. Keberadaan pusat nursery yang strategis ini mempermudah akses penyaluran benih unggul bagi petani sehingga bisa menekan biaya distribusi dan mengurangi kerusakan benih akibat panjangnya rantai pasok
“Mengingat permintaan benih kelapa terus mengalami peningkatan, maka target produksi benih kelapa harus terus ditingkatkan setiap tahunnya,” katanya.
Andi berharap nursery kelapa genjah dapat memproduksi benih siap salur dengan target lanjutannya yaitu membangun tahun Kebun Induk Kelapa Genjah di lokasi yang sama. Dengan demikian, kebun induk tersebut dapat menyediakan kebutuhan benih kelapa setiap saat.
“Setelah penyediaan benih kelapa dikembangkan dengan baik, dan memenuhi kebutuhan di Pulau Jawa dan Lampung, saya harap kedepannya Pusat Nursery Batang ini dapat berkebang dengan penambahan benih komoditas perkebunan lainnya,” jelasnya.
Penulis : Tim Libas
Editor : Redaksi