Fhoto Rumah Pratin Pekon Batu kebayan Kecamatan Batu Ketulis
Lampung barat-koranlibasnews.com Pembangunan di Pekon batu kebayan kecamatan batu ketulis Kabupaten lampung barat(Lambar)tentu bakal memberi manfaat bagi masyarakat dan bisa di nikmati warga, terlebih apabila wujud nyata pembangunan terjamin kualitasnya.
Apalagi Presiden RI Joko Widodo lewat maklumatnya untuk jajaran birokrasi di bawah untuk mengedepankan dedikasi, disiplin, jujur serta bertanggungjawab demi terwujudnya hasil pembangunan untuk kesejahteraan rakyat
Akan tetapi, jangan harap dapat memberi kontribusi pemanfaatan pada warga jika bangunan infrastruktur terkesan dikerjakan asal jadi bahkan pembangunan Talut dan Rabat terlihat hancur lebur .
Pasalnya, pembangunan di Pekon batu kebayan Kecamatan batu ketulis menuai kritikan warga masyarakat dan diduga melakukan korupsi Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun Anggaran (TA) 2019.
Salah satu tokoh masyarakat yang enggan di sebut namanya mengatakan Pratin MARTOYO di duga telah melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri dengan menyelewengkan keuangan desa dengan memark-up dana beberapa program atau proyek yang dikerjakan oleh Pekon selama ia menjabat.
Patut di duga Pratin MARTOYO melanggar pasal 2 Jo pasal 3 Jo pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Ancaman hukuman minimal 4 tahun maksimal 20 tahun.
Karena telah menggunakan uang hasil dugaan korupsi untuk memperkaya diri,” sambungnya.
Hasil Investigasi Tim Libas News di lapangan Dari beberapa item pembangunan infrastruktur di Pekon tersebut, terlihat seperti pembangunan Talut dan Rabat terkesan dikerjakan secara asal-asalan dan hancur lebur ,Diduga pengerjaan Talut dan Rabat tersebut dilaksanakan tidak sesuai juknis, sehingga terindikasi asal jadi.
Proyek yang bersumber dana dari APBDes Tahun Anggaran 2019 tampak fisik Talut dan Rabat jauh dari kesan sesuai dengan ketentuan yang di berlakukan dalam pelaksanaan proyek atau tidak sesuai spesifikasi.
Pantauan Tim Investigasi Libas News di lokasi, pembangunan Talud dan Rabat yang baru beberapa bulan selesai tampak sudah hancur lebur .
Pelaksanaan Talut dan Rabat tersebut sangat lah buruk.
Pekerjaan tersebut sangat disayangkan. Menurut penglihatan saya Sabtu 09/05/2020.
Ketika Tim Investigasi Libas News berupaya mengkonfirmasi dikediamannya Namun nampak pintu Rumah tertutup Rapat dan bertulisan Sedang Lock down.
Namun Tim Investigasi Tetap Mencoba Menghubungi Peratin lewat sambungan telepon seluler tidak ada sambungan kemungkinan telepon seluler nya tidak aktif.
Atas situasi itu, warga setempat meminta pemerintah jangan hanya bisa menerima LPJ saja.
Akan tetapi perlu pendalaman apakah pertanggungjawaban itu sesuai dengan fakta di lapangan.
Dugaan kuat adanya indikasi tidak komitmennya pelaksana pekerjaan terhadap juklak dan juknis yang seharusnya menjadi acuan.
Spesifikasi dengan merekayasa yang selama ini menjadi aturan baku dalam juklak dan juknis.
Sepertinnya Pratin MARTOYO ingin memperkaya diri dengan mencari keuntungan dari pelaksanaan proyek tersebut,ucap warga pungkasnya.
Penulis : Tim Libas
Editor : Fikri