“Tugas pelajar adalah belajar, salah satunya belajar menjadi seorang entrepreneur. Hal ini akan sangat bermanfaat jika pelajar Indonesia di luar negeri memiliki jiwa entrepreneur dan tentunya akan berkontribusi untuk pembangunan bangsa,” ungkap Faruq yang juga kandidat doktor perencanaan wilayah dan kota di University of South Australia, Adelaide.
Faruq juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Investasi atas inovasinya dalam pembuatan sistem Online Single Submission (OSS) bagi masyarakat yang ingin mengajukan perizinan usaha. Menurutnya ini adalah sebuah terobosan berani dalam sistem perizinan usaha yang semakin transparan. “Tentunya, hal ini akan mempermudah prosedur berusaha dan berinvestasi tanpa terkecuali untuk pelaku usaha UMKM,” pungkas Faruq, Koordinator PPI Dunia ke-11.
Sementara itu, Sri Suparni Bahlil, selaku pendiri Yayasan Hanida juga menyampaikan bahwa program PPI Preneur ini sebagai salah satu upaya untuk mencetak pelajar Indonesia berjiwa wirausaha di luar negeri. Saat ini PPI Dunia tersebar di tiga kawasan yaitu Asia-Oseania, Amerika-Eropa dan Timur Tengah-Afrika dan beranggotakan 60 negara. Di mata Sri, ini adalah jejaring global yang sangat luar biasa.