Dalam release yang diterima redaksi media ini, Parulian meminta dengan tegas kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala BNN, Heru Winarko agar menindak tegas dan transparan ke publik dalam penanganan proses kasus narkoba terutama kasus yang menyangkut Oknum Aparat Penegak hukum maupun Pejabat Negara.
” Seharusnya Kepolisian dan BNN yang merupakan lembaga garda terdepan memberantas peredaran narkoba bisa menjaga kepercayaan masyarakat. Bukan malah ikut ‘bermain’ didalamnya, ” katanya, di Rumah MAPAN Indonesia Tambun, Bekasi Jawa Barat, Selasa (21/08).
Terkhusus terhadap kasus tertangkapnya Anggota DPRD Langkat, Sumut dari salah satu Parpol, Parulian meminta hukuman tembak mati harus diterapkan kepada yang bersangkutan. Dengan barang bukti yang begitu banyak, 3 karung sabu dan pil ektasi serta jabatan yang disandangnya sebagai Wakil Rayat hukuman mati pantas diterima olehnya.
” Masyarakat awam yg terlibat narkoba saja bisa hukumannya berpuluh tahun, wajar bila oknum Kepolisian, BNN, dan Anggota Legislatif dihukum mati, ” ucapnya
Pria yang akrab dipanggil Bung Rully ini meminta agar kasus narkoba terutama yang melibatkan oknum Kepolisian, oknum BNN, Anggota DPRD jangan disepelekan. Karena hal ini sdh mencoreng citra Kepolisian, BNN dan citra Lembaga Legislatif Negara.
Rully, sangat menyayangkan dan kecewa dengan kenyataan yang terjadi belakangan ini. Disaat MAPAN Indonesia bergerak dari Desa/Kampung memberikan penyuluhan tentang narkoba, malah Oknum Kepolisian tertangkap.
Ia juga menyarankan agar Badan Narkotika Nasional (BNN) mengaktifkan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP), Badan Narkotika Nasional Kota/Kabupaten (BNNK) diseluruh Indonesia untuk terjun ke desa-desa jangan hanya terfokus di kota.
” Manfaatkan Anggaran Negara untuk penyuluhan kelapangan, jangan hanya penyuluhan melalui iklan dan spanduk, ” tutupnya.
Sumber : MAPAN Indonesia