Sarolangun-Koranlibasnews.com Pengerjaan bangunan Rumah dinas guru SD 126 Desa lamban sigatal dan SMP satap Desa Sepintun kecamatan pauh kabupaten sarolangun,diduga gunakan kayu kurang mutu,kamis (10/10).
Adanya dugaan bahan kayu kwalitas rendah untuk kusen dan jendela 3 unit rumah dinas guru,pada 2 (dua) sekolah negeri di kecamatan pauh.
Yang dikerjakan dengan sisitim swakelola, pagu anggaran Rp.226 juta lebih unuk rumah dinas guru SD 126 lamaban sigatal.Terpisah lokasi,kegiatan yang sama Rp.187 juta untuk rumdis guru SMP negeri 11 satap dan Rp.247 juta lebih rumdis SD negeri 83/VII desa sepintun.
Ketika disambangi koranlibasnews.com beberapa waktu lalu,bahan kayu yang digunakan merupakan jenis kayu bukan kelas I sesuai spek,dengan dibeli dengan hari 1.5 juta perkubikasi. “untuk kayu di beli dengan harga 1,5 juta per kubik “kata salah satu warga penyedia bahan kayu beberapa waktu lalu. Diketahui,untuk wilayah 5 (Lima) Desa bagian barat kecamatan pauh,yaitu Desa lubuk napal,lamban sigatal,sepintun,suko besar dan taman bandung.
Di daerah tersebut,sumber kayu alam masih berlimpah,untuk penyediaan bahan baku kayu.
Sangat disayangkan,oknum swakelola diduga pakai kayu kelas rendah mutu diduga ada perselisihan harga yang sangat signifikan dalam RAB.Jika dalam Realisasi anggaran belanja(RAB) menggunakan kayu kelas I , tentu harga satuan perkubikasi jauh diatas harga 1,5 juta.Disini dinilai oknum swakelola diduga sengaja mengganti kelaskayu dengan niat meraup keuntungan dari selisih harga tersebut.
Sememtara PPK kegiatan mengetahui bahwa masih banyaknya ketersediaan kayu alam di daerah tersebut.
Akan tetapi sikap yang diambil bukan berupa tindakan,hanya sekedar memberitahu saja. “iya padahal ketersediaan kayu di sana masih banyak”katanya,saat diwawancara beberapa waktu lalu.
Terpisah salah satu konsultan ketika dikonfirmasi menjelaskan,bahwa sudah disampaikan ke pihak pengelola saat sosialisasi,bahwa anggaran untuk kunsen pintu dan jendela anggaran pas pasan.
Jika melihat foto fisik bangunan tersebut,beliau membenarkan kayu tersebut bukan kayu kelas I(satu) “sudah kami sampaikan saat sosialisasi lalu,bahwa anggaran untuk kunsen itu pas pasan,tidak ada keuntungan disitu bahkan bisa jadi tekor,semisal di RAB harga perkubikasi Rp.8 juta,bisa jadi fakta dilapangan di daerah tertentu harga perkubikasi capai Rp.9 juta”ujar beliau. Dilanjutkan oleh beliau,untuk kayu kusen pintu dan jendela gunakan lah kayu kelas I (satu). “kan ada subsidi silang,untuk kayu kusen jangan diganti,dari pada nanti bermasalah lebih baik,kami suruh bongkar dan ganti”tegas konsultan kembali beberapa waktu lalu. Hingga berita ini tayang kamis (10/10),pihak pelaksana swakelola 2 sekolah negeri tersebut,belum bisa ditemui untuk dimintai keterangan oleh koranlibasnews.com.
dihubungi via nomor seluler nomor tidak aktif. Dihimbau,Dinas terkait tidak terkesan tutup mata,segera panggil pihak pelaksana swakelola.
Jika ditemukan dan diduga tidak sesuai spek,sesuai dengan juknis,harus bongkar dan ganti dengan kayu berkwalitas untuk kusen pintu dan jendela.
Penulis : Pen Libas
Editor : Fikri