Subang-Koranlibasnews.com Pemerintah Desa Rancabango memiliki agenda Festival Budaya Desa diantaranya mengdakan karnaval Dongdang, Istighosah Qubro Bersama KH. ABDULLOH KAFABIHI MAHRUS pengasuh pondok pesantren lirboyo Kediri Jawa Timur dan Pagelaran Wayan Golek Semalam Suntuk bersama ki Dalang DADAN SUNANDAR SUNARYA Putra Giri Harja 3-Bandung juga istighotsah kubro (doa bersama) dalam Rangka Ruwatan Bumi Desa Rancabango yang digelar pada hari sabtu 9 November 2019 yang dimulai pada Pukul 9.30 mendatang.
Rencananya, akan digelar pestival budaya dong dang perwakilan tiap dusun sedesa Ranca bango mulai jam 09.30 WIB sampai jam 12.00 WIB, di lanjutkan acara Istighotsah doa bersama dari jam 15.00 wib sampai dengan selesai juga pertunjukan wayang golek semalam suntuk Ki Dalang DADAN SUNANDAR SUNARYA Putra Giri Harja 3 Bandung.
Kades Rancabango beserta para staf tengah mempersiapkan gelaran acara pestival budaya dalam rangka ruwatan bumi Desa Rancabango.
Menurut Kepala Desa Ranca bango H. RASAM SUHERMAN, acara ruwatan desa di Desa Ranca bango digelar tiap tahun sebagai wujud rasa syukur (Tasyakur Bi Ni’mat) pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas karunia nikmat yang telah diberikan.
Nikmat selamat, rezeki, damai, kesehatan dan sebagainya kepada semua warga Desa Rancabango,ujar Kades H. RASAM SUHERMAN. Disampaikan H. RASAM SUHERMAN, acara itu bisa terlaksana selain atas dana dari Desa Rancabango, juga dari para donatur masyarakat desa Rancabango.
Dalam ruwatan desa kali ini, selain tetap menggelar acara Festival Budaya dongdang, dan istighosah siang hari menjelang sore juga wayang golek Giri harja 3 bandung pada malam harinya, Yakni berupa sedekah dari warga desa berupa hasil bumi dari desa Ranca bango.
Misalnya buah, sayur dan hasil bumi lainnya. Juga di adakan lomba nasi tumpeng yang nanti akan diarak keliling desa. Tampilan nasi tumpeng yang menarik, akan mendapat hadiah dari panitia, kata Kades H. RASAM SUHERMAN Ruwatan Desa Rancabango ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak .
Acara Festival Budaya Desa yang positif ini harus terus dilestarikan, jangan sampai anak cucu kita nanti hanya tahu dari ceritanya saja, kata tokoh masyarakat desa Rancabango pungkasnya
Penulis : Uta libas
Editor : Fikri
