Pesisir barat-koranlibasnews.com Perlakuan tidak menyenangkan diterima Awak Media Libas News dari salah satu oknum guru SD MENYANCANG kamis 30/1/2020 jam 09.45 wib Kejadian tersebut terjadi ketika mereka tengah menjalankan tugas jurnalistik meliput Silahturahmi kebeberapa sekolah.
Awak Media Libas News mengaku keberatan dengan ucapan guru tersebut dengan para guru di sekolah saya pun menanyakan pada se orang guru bahwah di manakah ruangan kepala sekolah .
Lantas se orang guru berkata di atas ruangan Kepala sekolah sambil menunjukkan,lalu saya bergegas lah memasuki ruangan guru setelah saya sampai di ruangan tersebut guru yang lain bergegas keluar dan ada yang menghidup kan bel sekolah selanjut nya saya pun menayakan kepsek kepada se orang pegawi honor /honda iya pun mengatakan kepala sekolah tidak ada kata-Nya.
Namun pintu ruangan kepsek terbuka selang beberapa saat pintu itu jelas di dorong kepsek tersebut dari dalam saya pun ber tanya kembali kepada salah satu guru perempuan yang sama iya menyatakan kepsek tidak ada ucapnya.
Namun yang saya terkejut datang lah se orang guru yang ber nama RENI SUSANTI MEMAKI MAKI SAYA DAN IYA MERAMPAS HP SAYA DAN MEMBATING NYA DISOPA bahkan dia menantang se orang jurnalis dan iya menelepon suaminya oknum guru tersebut.
Sepertinya guru itu alergi dengan wartawan. Kami ini ada pimpinan, yang berhak mengatur tulisan kami adalah atasan, bukan oknum guru itu. Kami hanya meliput, bukan minta-minta uang atau ada kepentingan lainnya, kata Awak Media Libas News
Padahal seorang guru seharunya lebih santun terhadap orang lain sebagai seorang pendidik.
Sebenarnya kami selaku Awak Media libas News bersilaturahmi bukan hanya ke SDN Menyancang saja tapi semua sekolah kami bersilaturahmi saja.
Namun sepertinya kehadiran jurnalis membuat oknum guru itu merasa risih dengan profesi kami.
Padahal, Pers adalah pilar keempat demokrasi,ujarnya.
Hal itu mendapat tanggapan salah satu wali murid Menurutnya, justru pihak sekolah merasa terbantu jika kegiatan sekolah bisa diberitakan ke masyarakat.
Karena merasa mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, ia mengaku merasa keberatan dengan teriakan oknum guru tersebut karena terkesan memberikan pandangan negatif padahal ketika menjalankan tugas jurnalistik wartawan dilindungi Undang-Undang Pers.
“Ya,enggak etis saja,Masa guru meneriaki dengan nada yang tidak mengenakkan.
Walaupun belum jelas apa maksudnya teriak seperti itu,” ujarnya.
Ia mengaku tidak dihargai sebagai insan pers karena datang ke SDN Menyancang dengan baik-baik.
“Saya merasa keberatan dengan sikap dari oknum tersebut.
Apa maksudnya? Tidak enak untuk didengar,” ucapnya.
Terkait Hal Tersebut diatas Mendapatkan Tanggapan Dari tim juru bicara redaksi Libas news”Cipung,S.H.Mengatakan Saya Sangat Menyayangkan perbuatan Tidak Menyenangkan Yang Dilakukan Oleh Oknum Guru honorer Yang Sudah nekat dan Merampas juga membanting HP Wartawan Kami Yang Sedang Menjalankan Tugas nya Selaku jurnalistik.
Dan Saya Menilai oknum guru Honorer Tersebut Tidak mengerti Tentang Udang-undang Pers Maka dari Itu kami selaku Tim juru bicara Redaksi libas news Menunggu Pernyataan permohonan Maap dari Oknum Guru Tersebut Jika tidak ada itikad baik nya maka akan kami laporkan kepihak penegak Hukum.
Penulis : Nurman/Andi Y
Editor : Fikri