Waykanan-koranlibasnews.com Satu lagi dugaan pelecehan dan pengancaman terhadap Jurnalis kali ini terlontar dari mulut oknum seorang kepala sekolah SDN Banjar Sari Kecamatan Baradatu Kabupaten Waykanan berinisial SP, yang juga menjabat selaku Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah ( K3S ) Kabuputen Waykanan.
Dalam rekaman video yang berduradi satu menit lima puluh lima detik tersebut SP dengan jelas mengatakan merasa kesal karna sering di datangi wartawan sehingga SP sempat mengeluarkan golok dan Gergaji kepada wartawan yang sempat mendatanginya untuk Konfirmasi Dan pada akhir kalimatnya setiap dia melihat wartawan seperti dia melihat Dedemit.
“Saya kan orang jawa, kepala sekolah sebelum saya juga jawa, karna saya sudah kesal di datangi wartawan, akhirnya saya keluarkan gergaji golok, eh rupanya dia ga berani juga” cuplikan kalimat SP dalam video tersebut.
“Jadi kalau saya melihat wartawan, saya seperti melihat dedemit” di dalam video durasi berikutnya.
Video tersebut diduga direkam salah seorang kepala Sekolah ketika puluhan kepala Sekolah dan SP yang di dampingi Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Waykanan ketika menyambangi salah satu organisasi Pers Di Waykanan kamis ( 13-02-2020 ) untuk menyampaikan kelukesah mereka karna sering didatangi wartawan.
Video tersebut tidak ayal membuat Forum Pers Independent Indonesia Sekretariat Wilayah ( FPII Setwil ) Lampung angkat bicara.
Aminudin selaku Ketua Setwil FPII Provinsi Lampung nenyayangkan kalimat tersebut keluar dari seorang guru, seorang kepala sekolah yang notabene seorang pendidik yang punya intelektual yang tinggi.
“Harus nya SP memahami dia selaku kepala sekolah, yang tidak terlepas dari penanggung jawab keuangan Negara yang dia kelola. Tentunya setiap orang yang menggunakan anggaran Negara patut di awasi di kontrol baik kontrol internal pemerintah setempat melalui kejaksaan, kepolisian dan inspektorat maupun dari masyarakat wali murid, komite LSM dan Wartawan” jelas Aminudin.
Ditambahkan Aminudin bila kepala sekolah tersebut memang tidak memiliki kesalah, mengapa harus takut, maka jadi timbul tidak nyaman didatangi wartawan?. Karna wartawan itu sebagai mitra kerja, harus diakui pembangunan sebaik apapun tidak akan diketahui halayak ramai tampa peran serta wartawan. Kejadian dan informasi apapun tidak akan sampai dengan cepat tampa peran serta wartawan.
Diakhir kalimatnya Aminudin meminta kepada SP, untuk meninta maaf kepada seluruh media yang ada di Lampung terkait ucapannya, sebelum beberapa media dan organisasi Pers melaporkan perbuatannya kepada penegak hukum.
“Kami minta saudara SP meminta maaf dan mencabut omongannya seperti yang ada di video kepada seluruh media yang ada di Lampung, sebelum teman- teman wartawan nengambil sikap dan membawanya ke ranah hukum, pangkasnya .
Penulis : Zahra Libas
Sumber : FPII Setwil Lampung
Editor : Fikri